Taubat
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham
Negeri ini sudah seharusnya bertaubat. Sudah terlalu banyak dan terlampau lama dosa dan kemaksiatan negeri ini. Pemimpin dan para wakil rakyat tidak lagi amanah, rakyatnya pun mudah marah. Aparat penegak hukum hanya garang jika pelakunya wong cilik. Bahkan, perzinaan sudah tidak malu lagi didemonstrasikan di depan umum. Anak-anak juga tak punya sopan santun terhadap orang tua. Pun orang tua, sering kali kalap terhadap anak-anaknya. Kekayaan berputar hanya pada golongan kaya dengan muslihat dan praktik ribanya. Sedangkan yang miskin bertambah miskin, sehingga menghalalkan segala cara; merampok dan membunuh.
Allahu akbar. Sudahi semua kezaliman yang menghinahancurkan negeri ini. Bertaubatlah wahai Indonesia. "Bersegeralah mengharap ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan, juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui," (QS Ali Imran [3]: 133).
Ketahuilah, negeri ini akan kembali terhormat, jika setiap individu anak bangsa menyudahi kesalahan dan bertaubat. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. (QS al-Baqarah [2]: 222).
Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. "Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat." (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy`ari).
Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya asal semua penduduk negeri ini mau bertaubat sungguh-sungguh. (QS at-Tahrim [66]: 8 dan an-Nur [24]: 31). Saatnya kita lakukan amalan berikut: pertama, an-nadm, penyesalan atas maksiat yang pernah dilakukan bahkan merasa perih hati dan mudah menangis kalau ingat masa lalu. Kedua, al-i'tiqad, berjanji dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi. (QS Ali Imran [3]: 135).
Ketiga, dawamul istighfar, terus-menerus minta ampunan Allah. Abu Bakar ash-Shiddiq mohon kepada Rasulullah, “Ajarkanlah aku suatu doa yang bisa aku panjatkan saat munajat." Maka, beliau pun berkata, “Bacalah: Allahumma inni zholamtu nafsi zhulman katsiran wala yaghfirudz dzunuba illa anta faghfirli maghfiratan min ‘indika warhamni innaka antal ghofurur rohiim." (Muttafaq alaihi). Keempat, al-iman bimaghfiratihi, yakin sepenuh hati bahwa Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat (QS az-Zumar [39]: 53).
Negeri ini sudah seharusnya bertaubat. Sudah terlalu banyak dan terlampau lama dosa dan kemaksiatan negeri ini. Pemimpin dan para wakil rakyat tidak lagi amanah, rakyatnya pun mudah marah. Aparat penegak hukum hanya garang jika pelakunya wong cilik. Bahkan, perzinaan sudah tidak malu lagi didemonstrasikan di depan umum. Anak-anak juga tak punya sopan santun terhadap orang tua. Pun orang tua, sering kali kalap terhadap anak-anaknya. Kekayaan berputar hanya pada golongan kaya dengan muslihat dan praktik ribanya. Sedangkan yang miskin bertambah miskin, sehingga menghalalkan segala cara; merampok dan membunuh.
Allahu akbar. Sudahi semua kezaliman yang menghinahancurkan negeri ini. Bertaubatlah wahai Indonesia. "Bersegeralah mengharap ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan, juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui," (QS Ali Imran [3]: 133).
Ketahuilah, negeri ini akan kembali terhormat, jika setiap individu anak bangsa menyudahi kesalahan dan bertaubat. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. (QS al-Baqarah [2]: 222).
Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. "Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat." (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy`ari).
Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya asal semua penduduk negeri ini mau bertaubat sungguh-sungguh. (QS at-Tahrim [66]: 8 dan an-Nur [24]: 31). Saatnya kita lakukan amalan berikut: pertama, an-nadm, penyesalan atas maksiat yang pernah dilakukan bahkan merasa perih hati dan mudah menangis kalau ingat masa lalu. Kedua, al-i'tiqad, berjanji dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi. (QS Ali Imran [3]: 135).
Ketiga, dawamul istighfar, terus-menerus minta ampunan Allah. Abu Bakar ash-Shiddiq mohon kepada Rasulullah, “Ajarkanlah aku suatu doa yang bisa aku panjatkan saat munajat." Maka, beliau pun berkata, “Bacalah: Allahumma inni zholamtu nafsi zhulman katsiran wala yaghfirudz dzunuba illa anta faghfirli maghfiratan min ‘indika warhamni innaka antal ghofurur rohiim." (Muttafaq alaihi). Keempat, al-iman bimaghfiratihi, yakin sepenuh hati bahwa Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat (QS az-Zumar [39]: 53).
1 comment:
Alhamdulillah posting yang bermanfaat. saya suka. semoga menjadi amal jariyah bagi penulis. terus berkarya, sebar luaskan dakwah Islam, jalin silaturahmi, silakan follow saya www.siteislami.co.cc , semoga menambah ilmu kita. amin
Post a Comment