Prosiding Semnas Otda

Sunday, 13 May 2012


SAMBUTAN REKTOR UNSIL PADA SEMINAR NASIONAL
“OTONOMI DAERAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA”


Bismilahirohmaanirohiim

Assalamu’alaikum wr wb.

Yth; Bapak  Ketua Umum APKASI beserta jajarannya
Yth; Bapak Ketua Badan pengurus yayasan UNSIL beserta jajarannya;
Yth; bapak/ibu bupati/walikota/ketua dprd yang hadir pada kesempatan ini;
Yth; bapak/ibu pimpinan perguruan tinggi atau yang mewakilinya
Bapak/ibu/sdr; peserta seminar serta  seluruh hadirin undangan yang berbahagia.
Tiada kata yang paling indah selain puji dan syukur marilah kita  panjatkan kekhadlirat tuhan yang maha kuasa alloh swt, atas  taufik dan hidayahnya, sehingga pada hari ini kita dapat bersilaturahmi dalam acara seminar nasional.  Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada nabi besar muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada ummatnya yang senantiasa istiqomah pada pada ajarannya mudah-mudahan termasuk kita yang hadir di tempat ini. Amiin.

Bapak Ketua Umum Apkasi yang saya hormati
Sungguh merupakan kebahagiaan bagi kami civitas akademika universitas siliwangi tasikmalaya, pada hari ini dapat menyelenggarakan seminar nasional atas kerjasama apkasi dengan universitas siliwangi tasikmalaya.

Kepada bapak ketua umum apkasi ir. H. Isran noor, m.si, beserta jajarannya, serta seluruh undangan dan peserta seminar, atas nama civitas akademika unsil dan badan pengurus yayasan unsil saya sampaikan selamat datang di kampus perjuangan unsil tasikmalaya, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada bapak ketua umum apkasi atas jalinan kerjasamanya selama ini, mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

Hadirin yang saya hormati

Tema seminar ini saya anggap sangat tepat di tengah situasi dan kondisi sosial ekonomi dan politik di berbagai daerah yang terus menerus diwarnai konflik dengan berbagai latar belakang pemicunya. Sehingga yang sering kita saksikan di berbagai daerah baik melalui media cetak maupun elektronik, adalah karakter bangsa indonesia yang terus menerus semakin kehilangan jati dirinya. Kekerasan, kebrutalan, konflik antar kelompok, konflik antara masyarakat dengan pemerintah di daerah, masalah pertanahan dan lain sebagainya, memberi gambaran kepada kita semua, bahwa nilai-nilai kebangsaan kita sudah mulai luntur baik sikap, karakter dan gaya hidup, sikap ramah dan santun, kebersamaan, kerukunan, gotong royong, toleransi, saling menghormati sesama anak bangsa sudah susah kita temukan. Oleh sebab itu, pendidikan karakter bangsa  perlu mendapat perhatian dari semua pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, khususnya lembaga-lembaga pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, bahwa sikap dan karakter bangsa berada dipundak kalangan pendidik.

Hadirin yang berbahagia
Membangunan karakter bangsa dalam era otonomi daerah tidaklah mudah, perlu kerjasama dari semua pihak dan kalangan, untuk mencegah timbulnya konflik horizontal di daerah yang  pemicunya antara lain adalah kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah yang seringkali mengabaikan nilai-nilai luhur yang hidup dan berkembang pada tatanan masyarakat di daerah. Oleh karena itu, filosofi hidup masyarakat, budaya, adat istiadat, kebiasaan hidup, kearifan lokal, aspek keadilan harus menjadi konsiderasi dalam formulasi kebijakan di daerah. Demikian pula demokratisasi di daerah menurut hemat kami perlu dikaji ulang bagaimana proses demokratisasi pada era otonomi daerah yang tidak bertentangan dengan konstitusi dasar dan nilai-nilai kebangsaan yaitu dengan mengedepankan kesadaran hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan republik indonesia, sehingga tujuan utama dari otonomi daerah yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah dapat segera tercapai. Dalam hubungan ini, maka berbagai regulasi di tingkat daerah tidak hanya berpihak pada aspek peningkatan pendapatan asli daerah, regulasi di daerah tidak hanya mengedepankan kepentingan sepihak sehingga sulit untuk diimplementasikannya. Akan tetapi regulasi di daerah perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses analisa dan formulasinya.

Peserta seminar yang saya hormati
Fenomena yang terjadi di berbagai daerah, menunjukkan bahwa lunturnya nilai-nilai kebangsaan sudah merupakan realitas sosial, hal ini perlu penanganan segera dengan kesungguhan hati agar dapat membangkitkan kembali nilai-nilai kebangsaan masyarakat dengan pendidikan karakter bangsa disemua tingkatan lapisan masyarakat, baik secara formal, informal maupun non formal. Oleh karena itu, kedepan kewenangan otonomi daerah perlu diarahkan pada tatanan kehidupan masyarakat di daerah dalam hubungannya dengan pendidikan karakter bangsa di daerah.

Kepada pembicara, peserta seminar dan undangan lainnya saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.  Dengan seminar nasional ini, saya berharap dapat menghasilkan rumusan-rumusan yang positif untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Selamat mengikuti seminar, mohon maaf atas segala kekurangannya dalam penyelenggaraan seminar ini.

Atas permintaan panitia seminar nasional dengan tema : otonomi daerah dalam perspektif pendidikan karakter bangsa, saya nyatakan dibuka, terima kasih. (ditandai dengan pemukulan gong),

Bilhidayah wattaufiq
Wassalamu’alaikum wr.wb



                                                Tasikmalaya, 12 maret 2012
                                                               Rektor,



                                           Prof. Dr. H. Kartawan, SE,. MP

No comments:

 

Most Reading